Breaking News

Kamis, 03 Maret 2016

HORMON PADA TUMBUHAN DAN MACAM-MACAMNYA

1.    AUKSIN
Penelitian yang dilakukan oleh Charles Darwin membuat masyarakat pada awalnya beranggapan bahwa gerak tumbuhan terhadap cahaya ditanggapi oleh ujung batang. Penelitian tersebut kemudian ditanggapi oleh seorang ilmuwan bernama Fritz Went yang mengadakan penelitian dengan memotong koleoptil kecambah jagung dan meletakkannya di atas potongan kotak agar-agar. Potongan agar tersebut kemudian ditempelkan pada pucuk tanaman yang sudah dihilangkan koleoptilnya. Ternyata tanaman tersebut tumbuh ke arah sumber cahaya. Went memperkirakan bahwa ada sesuatu pada koleoptil yang dapat mempercepat pertumbuhan pucuk. Went menamakan substansi tersebut dengan nama ‘auksin’. Auksin atau juga dikenal dengan IAA yaitu Indole Acetic Acid atau asam indol asetat (yaitu auksin utama pada tanaman).
Auksin diproduksi dalam jaringan meristematik yang aktif, yaitu koleoptil batang, tunas, daun muda, dan buah. Kemudian, auksin menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman.
Pada percobaan yang dilakukan Went, auksin berada pada ujung pucuk yang tidak terkena sinar matahari. Sel-sel di daerah tersebut membelah lebih cepat dibandingkan dengan yang terkena matahari, Akibatnya pertumbuhan sel di kedua sisi batang tidak seimbang. Pada bagian batang yang tidak terkena cahaya matahari, sel-sel jaringannya lebih panjang dan banyak sehingga batang akan lebih condong ke arah datangnya cahaya.
Pemberian auksin yang tepat akan memacu pertumbuhan akar secara baik. Namun, apabila konsentrasi auksin yang diberikan lebih tinggi daripada konsentrasi optimum, dapat mengganggu metabolisme dan perkembangan tumbuhan. Hal ini disebabkan karena pada konsentrasi auksin yang tinggi, pembesaran sel berlangsung cepat sehingga ukuran sel menjadi menjadi sangat membesar. Keadaan ini akan menyebabkan reaksi turgor (tekanan turgor adalah tekanan terhadap dinding sel saat air masuk ke dalam sel karena osmosis) yang berlebih sehingga permeabilitas terganggu dan sel akan mengalami kekeringan.
Auksin sintetis sudah digunakan secara luas di bidang pertanian. Auksin sintetis disebut dengan zar pengatur tubuh (ZPT). Efek pemberian ZPT pada batang, pucuk dan akar tumbuhan memperlihatkan respons, yaitu peningkatan laju pertumbuhan terjadi pada konsentrasi yang optimal dan penurunan pertumbuhan terjadi pada konsentrasi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. ZPT dapat digunakan sebagai pembasmi gulma yang efektif (herbisida).
Penggunaan ZPT tidak selamanya menguntungkan. Sebagai contoh ZPT dapat merangsang pembentukan buah tanpa didahului pembuahan sehingga dapat menghasilkan buah tanpa biji. Manusia akan kehilangan stok biji jika hal ini terus berlanjut. Selain itu, stok plasma nutfah juga akan berkurang karena buah yang dihasilkan tanpa biji.

2.    GIBERELIN
Giberelin adalah hormon tumbuh yang kerjanya sinergis dengan auksin dan sitokinin. Hormon ini mengatur pemanjangan dan pembelahan sel batang, akar, pucuk, daun dan buah. Apabila hormon ini diberikan pada tumbuhan yang kerdil maka pertumbuhan akan pulih kembali dan tumbuhan kembali normal.
Giberelin berperan dalam pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi), merangsang saluran polen, merangsang pembentukan polen, memperbesar ukuran buah, merangsang pembungaan, serta mematahkan dormansi dalam biji dan kuncup ketiak sehingga giberelin juga berperan penting dalam proses perkecambahan.
Giberelin sering disingkat dengan (Giberelin Acid). Semua organ tanaman mengandung berbagai GA. Sumber terkaya sekaligus sebagai tempat biosintesisnya, adalah di dalam buah dan biji yang belum masak, tunas, daun, dan akar.

3.    SITOKININ
Sitokinin merupakan fitohormon yang erat kaitannya dengan pembelahan sel (sitokinesis), memperbesar kotiledon, dan mengembangkan tunas lateral. Sitokinin disintesis dalam akar muda, biji dan buah yang belum masak, serta jaringan pemberi makan.
Pemberian sitokinin bermanfaat dalam menghambat penuaan daun, serta mempercepat pertumbuhan dan perkembangan sampai pada dosis tertentu. Jika dosis terlalu tinggi atau terlalu rendah justru tidak memberikan efek positif. Sitokinin hanya akan bekerja jika ada kehadiran auksin. Komposisi antara sitokinin dan auksin sangat memengaruhi pertumbuhan tanaman. Jika auksin lebih banyak maka pembelahan sel terjadi pada meristem akar. Jika sitokinin lebih banyak maka pembelahan terjadi di bagian pucuk batang. Dapat disimpulkan bahwa sitokinin dan auksin mengatur organogenesis tumbuhan.

4.    GAS ETILEN
Gas etilen merupakan satu-satunya fitohormon yang berbentuk gas. Gas etilen berperan dalam pemantangan buah. Gas etilen akan meningkatkan respirasi sehingga buah yang keras menjadi empuk dan manis. Jika buah yang masih hijau diletakkan dalam wadah tertutup maka buah akan matang dengan sendirinya. Kondisi seperti ini, banyak dimanfaatkan manusia untuk mengurangi kerugian saat pengiriman buah-buahan. Buah dipetik dari pohonnya pada saat masih hijau untuk menghindari pembusukan pada saat pengiriman.
Buah-buahan tersebut dikemas dalam kotak yang ventilasinya cukup sehingga pada saat sampai ke tujuan buah matang tepat pada waktunya.
Bersama dengan auksin, etilen memengaruhi pengguguran daun (absisi). Saat daun menua, konsentrasi auksin pada daun menurun. Sel pada daun (petiol) akar tangkai menghasilkan etilen. Etilen akan menstimulasi pelemahan dinding sel di zona absisi.

5.    ASAM ABSISAT
Berbeda dengan hormon auksin, giberelin, dan sitokinin, ada hormon yang dihasilkan pada tunas terminal dan berfungsi untuk memperlambat pertumbuhan dengan cara memperlambat kecepatan pembelahan dan perbesaran sel. Hormon tersebut adalah asam absisat.
Hormon asam absisat membantu tumbuhan untuk bertahan pada kondisi yang jelek dengan menunda pertumbuhan (dormansi). Dengan menekan pertumbuhan memungkinkan tumbuhan mampu bertahan hidup dari tekanan luar, dapat berupa kekeringan, suhu yang amat panas atau dingin. Misalnya, jika tanaman mulai layu atau pada saat tumbuhan kekurangan air, asam absisat akan terakumulasi di daun dan menyebabkan stomata tertutup sehingga mencegah kehilangan air lebih banyak. Dengan demikian penguapan berkurang dan keseimbangan air dalam tumbuhan tersebut tetap terpelihara.

6.    KALIN & ASAM TRAUMALIN
Selain fitohormon yang sudah dijelaskan sebelumnya, tumbuhan mempunyai hormon lainnya. Hormon tersebut di antaranya adalah kalin dan asam traumalin. Kalin berperan dalam pembentukan organ tumbuhan seperti akar, batang, dan daun. Hormon kalin mempunyai kerja yang spesifik tergantung pada organ yang dibentuknya. Rizokalin, hormon yang merangsang pembentukan akar tumbuhan. Kaulokalin, hormon yang merangsang pembentukan batang. Filokalin, hormon yang merangsang pembentukan daun. Antakalin, hormon yang berperan merangsang merangsang pembentukan bunga. Adapun asam traumalin berfungsi untuk memperbaiki bagian tumbuhan yang terluka.

Sumber : Buku Siswa Biologi Kelas 3, 2015, Grafindo Media Pratama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright 2016