Day Dreaming
Breaking News
Senin, 14 Maret 2016
Kamis, 03 Maret 2016
Download Murottal Qori Abu Usamah L RAR juz 29-30
HORMON PADA TUMBUHAN DAN MACAM-MACAMNYA
1. AUKSIN
Penelitian yang dilakukan oleh
Charles Darwin membuat masyarakat pada awalnya beranggapan bahwa gerak tumbuhan
terhadap cahaya ditanggapi oleh ujung batang. Penelitian tersebut kemudian
ditanggapi oleh seorang ilmuwan bernama Fritz Went yang mengadakan penelitian
dengan memotong koleoptil kecambah jagung dan meletakkannya di atas potongan
kotak agar-agar. Potongan agar tersebut kemudian ditempelkan pada pucuk tanaman
yang sudah dihilangkan koleoptilnya. Ternyata tanaman tersebut tumbuh ke arah
sumber cahaya. Went memperkirakan bahwa ada sesuatu pada koleoptil yang dapat
mempercepat pertumbuhan pucuk. Went menamakan substansi tersebut dengan nama
‘auksin’. Auksin atau juga dikenal dengan IAA yaitu Indole Acetic Acid
atau asam indol asetat (yaitu auksin utama pada tanaman).
Auksin diproduksi dalam
jaringan meristematik yang aktif, yaitu koleoptil batang, tunas, daun muda, dan
buah. Kemudian, auksin menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman.
Pada percobaan yang dilakukan
Went, auksin berada pada ujung pucuk yang tidak terkena sinar matahari. Sel-sel
di daerah tersebut membelah lebih cepat dibandingkan dengan yang terkena
matahari, Akibatnya pertumbuhan sel di kedua sisi batang tidak seimbang. Pada
bagian batang yang tidak terkena cahaya matahari, sel-sel jaringannya lebih
panjang dan banyak sehingga batang akan lebih condong ke arah datangnya cahaya.
Pemberian auksin yang tepat
akan memacu pertumbuhan akar secara baik. Namun, apabila konsentrasi auksin
yang diberikan lebih tinggi daripada konsentrasi optimum, dapat mengganggu
metabolisme dan perkembangan tumbuhan. Hal ini disebabkan karena pada
konsentrasi auksin yang tinggi, pembesaran sel berlangsung cepat sehingga
ukuran sel menjadi menjadi sangat membesar. Keadaan ini akan menyebabkan reaksi
turgor (tekanan turgor adalah tekanan terhadap dinding sel saat air masuk ke
dalam sel karena osmosis) yang berlebih sehingga permeabilitas terganggu dan
sel akan mengalami kekeringan.
Auksin sintetis sudah digunakan
secara luas di bidang pertanian. Auksin sintetis disebut dengan zar pengatur
tubuh (ZPT). Efek pemberian ZPT pada batang, pucuk dan akar tumbuhan
memperlihatkan respons, yaitu peningkatan laju pertumbuhan terjadi pada
konsentrasi yang optimal dan penurunan pertumbuhan terjadi pada konsentrasi
yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. ZPT dapat digunakan sebagai pembasmi
gulma yang efektif (herbisida).
Penggunaan ZPT tidak selamanya
menguntungkan. Sebagai contoh ZPT dapat merangsang pembentukan buah tanpa
didahului pembuahan sehingga dapat menghasilkan buah tanpa biji. Manusia akan
kehilangan stok biji jika hal ini terus berlanjut. Selain itu, stok plasma
nutfah juga akan berkurang karena buah yang dihasilkan tanpa biji.
2. GIBERELIN
Giberelin adalah hormon tumbuh
yang kerjanya sinergis dengan auksin dan sitokinin. Hormon ini mengatur
pemanjangan dan pembelahan sel batang, akar, pucuk, daun dan buah. Apabila
hormon ini diberikan pada tumbuhan yang kerdil maka pertumbuhan akan pulih
kembali dan tumbuhan kembali normal.
Giberelin berperan dalam
pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi), merangsang saluran polen,
merangsang pembentukan polen, memperbesar ukuran buah, merangsang pembungaan,
serta mematahkan dormansi dalam biji dan kuncup ketiak sehingga giberelin juga
berperan penting dalam proses perkecambahan.
Giberelin sering disingkat
dengan (Giberelin Acid). Semua organ tanaman mengandung berbagai GA.
Sumber terkaya sekaligus sebagai tempat biosintesisnya, adalah di dalam buah
dan biji yang belum masak, tunas, daun, dan akar.
3. SITOKININ
Sitokinin merupakan fitohormon
yang erat kaitannya dengan pembelahan sel (sitokinesis), memperbesar kotiledon,
dan mengembangkan tunas lateral. Sitokinin disintesis dalam akar muda, biji dan
buah yang belum masak, serta jaringan pemberi makan.
Pemberian sitokinin bermanfaat
dalam menghambat penuaan daun, serta mempercepat pertumbuhan dan perkembangan
sampai pada dosis tertentu. Jika dosis terlalu tinggi atau terlalu rendah
justru tidak memberikan efek positif. Sitokinin hanya akan bekerja jika ada
kehadiran auksin. Komposisi antara sitokinin dan auksin sangat memengaruhi
pertumbuhan tanaman. Jika auksin lebih banyak maka pembelahan sel terjadi pada
meristem akar. Jika sitokinin lebih banyak maka pembelahan terjadi di bagian
pucuk batang. Dapat disimpulkan bahwa sitokinin dan auksin mengatur
organogenesis tumbuhan.
4. GAS ETILEN
Gas etilen merupakan
satu-satunya fitohormon yang berbentuk gas. Gas etilen berperan dalam
pemantangan buah. Gas etilen akan meningkatkan respirasi sehingga buah yang
keras menjadi empuk dan manis. Jika buah yang masih hijau diletakkan dalam
wadah tertutup maka buah akan matang dengan sendirinya. Kondisi seperti ini,
banyak dimanfaatkan manusia untuk mengurangi kerugian saat pengiriman
buah-buahan. Buah dipetik dari pohonnya pada saat masih hijau untuk menghindari
pembusukan pada saat pengiriman.
Buah-buahan tersebut dikemas
dalam kotak yang ventilasinya cukup sehingga pada saat sampai ke tujuan buah
matang tepat pada waktunya.
Bersama dengan auksin, etilen
memengaruhi pengguguran daun (absisi). Saat daun menua, konsentrasi auksin pada
daun menurun. Sel pada daun (petiol) akar tangkai menghasilkan etilen. Etilen
akan menstimulasi pelemahan dinding sel di zona absisi.
5. ASAM ABSISAT
Berbeda dengan hormon auksin,
giberelin, dan sitokinin, ada hormon yang dihasilkan pada tunas terminal dan
berfungsi untuk memperlambat pertumbuhan dengan cara memperlambat kecepatan
pembelahan dan perbesaran sel. Hormon tersebut adalah asam absisat.
Hormon asam absisat membantu
tumbuhan untuk bertahan pada kondisi yang jelek dengan menunda pertumbuhan
(dormansi). Dengan menekan pertumbuhan memungkinkan tumbuhan mampu bertahan
hidup dari tekanan luar, dapat berupa kekeringan, suhu yang amat panas atau
dingin. Misalnya, jika tanaman mulai layu atau pada saat tumbuhan kekurangan
air, asam absisat akan terakumulasi di daun dan menyebabkan stomata tertutup
sehingga mencegah kehilangan air lebih banyak. Dengan demikian penguapan
berkurang dan keseimbangan air dalam tumbuhan tersebut tetap terpelihara.
6. KALIN & ASAM TRAUMALIN
Selain fitohormon yang sudah
dijelaskan sebelumnya, tumbuhan mempunyai hormon lainnya. Hormon tersebut di
antaranya adalah kalin dan asam traumalin. Kalin berperan dalam pembentukan
organ tumbuhan seperti akar, batang, dan daun. Hormon kalin mempunyai kerja
yang spesifik tergantung pada organ yang dibentuknya. Rizokalin, hormon yang
merangsang pembentukan akar tumbuhan. Kaulokalin, hormon yang merangsang
pembentukan batang. Filokalin, hormon yang merangsang pembentukan daun.
Antakalin, hormon yang berperan merangsang merangsang pembentukan bunga. Adapun
asam traumalin berfungsi untuk memperbaiki bagian tumbuhan yang terluka.
Sumber : Buku Siswa Biologi Kelas 3,
2015, Grafindo Media Pratama
Selasa, 01 Maret 2016
Langganan:
Postingan (Atom)